Cari Blog Ini

Sabtu, 03 Desember 2011

Sunan Kudus


SEJARAH SUNAN KUDUS ( JA’FAR SHODIQ )

Sunan Kudus


Sunan Kudus yang nama aslinya adalah Ja’far Shodiq merupakan putra dari Raden Usman Haji ( Sunan Ngudung ) dari Jipang Panolan. Ibunya bernama Syarifah adik kandung Sunan Bonang, Keduanya anak dari Nyi Ageng Maloka. Raden Usman Haji ( Sunan Ngudung ) adalah salah sxeorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga ke pulau Jawa.
Sunan Kudus ( Ja’far Shodiq ) sangat ahli di bidang ilmu agama Islam, seperti : Ilmu Tauhid, Usul, Hadis, Sastra mantiq, ilmu fiqih dan lain-lain, sehingga beliau mendapat gelar “Waliyyul ‘Ilmi”. Beliau juga seorfang pujangga yang berinisiatif mengarang cerpen-cerpen yang berisi filsafat serta berjiwa agama. Dianatara karyanya yang terkenal yaitu : gending Maskumambang dan Mijil. Di samping itu, beliau juga seorang senopati di kerajaan Demak Bintoro.
Guru Sunan Kudus di antaranya yaitu Kyai Telingsing ( The Ling Sing ), Sunan Kalijaga. Karena itu cara dakwahnya banyak meniru cara dakwah Sunan Kalijaga yaitu Sangat toleran terhadap budaya daerah setempat, dengan cara penyampaian yang lebih halus yakni memanfaatkan/menggunakan simbol-simbol agama Hidu dan Budha. Dengan cara demikian Sunan Kudus berhasil mendekati dan menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Kudus dan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan adanya arsitektur masjid Kudus dengan bentuk menara, gerbang dan pancuran (padasan wudhu) yang melambangkan delapan jalan Budha. Wujud kompromi dakwah yang lain dan beliau lakukan yaitu suatu waktu beliau memancing masyarakat untuk ke masjid mendengar dakwah (tablighnya). Beliau menambatkan sapi yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid, orang-orang Hindhu yang mengagung-agungkan sapi jadi simpati, apalagi setelah mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al-Baqarah yang berarti “Sapi Betina”. Sampai saat ini masyarakat Kudus sebagian masih menolak untuk menyembelih sapi.  Jadi, cara dakwah yang dipakai sunan Kudus sama dengan wali-wali lainnya yaitu dengan jalan kebijaksanaan dan pendekatannya menggunakan simbol-simbol budaya daerah setempat.
Sasaran dakwah sunan Kudus, selain di daerah Kudus khususnya dan umumnya di daerah Jawah Tengan Pesisir Utara. Beliau juga pernah berkelana di berbagai daerah yang tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga gunung Kidul. Namun sunan Kudus lebih terkenal di daerah Kudus, karena beliau tinggal di daerah Kudus.
Adapun nama Kudus diambil dari nama Baitul Maqdis di Yerusalem, di mana beliau mendapat kenang-kenangan berupa sebuah batu yang diambil dari Baitul Maqdis. Kudus berarti ‘Suci”.
Keistimewaan sunan Kudus di antaranya yaitu : Menggubah ceritera-ceritera ketauhidan yang disusxun secara berseri, sehingga masyarakat Kudus tertarik untuk mengikuti lanjutan dari ceritera tersebut. Pendekatan ini mengadopsi dari ceritera “Seribu Satu Malam” di masa kekhalifahan Abbasyiyyah.
Peninggalan sunan Kudus antara lain berupa : Masjid Menara Kudus yang di depannya terdapat menara kuno yang indah. Sedang makam Sunan Kudus berada di belakang masjid menara Kudus tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar